Pagi ini aku terbangun dari lelap
tidurku yang nyenyak dan hendak melakukan rutinitas kerja seperti biasanya. Tak
seperti biasanya setelah bangun tidur pagi ini aku merasakan tubuhku seperti
tidak bertulang, lemas, pucat,dan merasakan sakit yang teramat sakit tepatnya
pada daerah perut hingga lemas tak berdaya jangankan untuk berjalan untuk
berdiripun aku harus memaksakan tubuhku dan menahan sakit yang teramat. Dua
hari yang lalu aku merasakan hal yang sama pada tubuhku tapi setelah minum obat
dari dokter tubuhku berangsur membaik suhu tubuhku juga menurun bahkan rasa
sakit diperut sudah hilang, kenapa sekarang muncul kembali dengan keadaan yang
lebih parah.”
Kupaksakan kakiku untuk melangkah ke
tempat kerja yang tempatnya tak jauh dari asramah ku ke tempat kerja. Aku
bekerja sebagai asisten perawat disalah satu klinik umum daerah mangga besar,
dikarenakan tempat kerjaku jauh dari rumah ku yang didepok maka tempatku
bekerja mewajibkan untuk semua karyawannya untuk tinggal diasramah yang telah
difasilitasinya. Meskipun ditempat ini terfasilitasi tetap saja aku lebih
nyaman tinggal dirumah sendiri apalagi saat-saat sedang sakit seperti ini
rasanya aku rindu sekali ingin bertemu bunda. Beberapa menit kemudian akhirnya
sampai juga aku ditempat kerja, ku konsulkan dengan dokter Slanfa tentang
keluhanku saat ini “kamu saya rujuk ke RS yah, kamu harus segera dioprasi
jangan sampai terlalu lama dibiarkan sepertinya kamu terkena usus buntu” teman
kerjaku yang mengetahui hal itu langsung memberikan dukungan dan berusaha
menyemangatiku agar cepat dioprasi mungkin mereka mengetahui raut diwajahku
sangat cemas dan takut. Setelah dirundingkan dengan atasanku sekaligus kepala
Dokter tempat aku bekerja akhirnya aku memutuskan berpamitan untuk beberapa mingggu, ya Allah
apa yang harus aku kabarkan ke orang tua dirumah tentang hal ini ku kabarkan
kerumah tentang keadaanku saat ini dan kepulanganku secara mendadak yaa.....
yang biasanya aku hanya bisa pulang seminggu sekali kini aku pulang belum ada 1
minggu setelah 3 Hari yang lalu aku pulang kerumah namun kepulangankupun
kerumah bukan untuk berlibur tetapi karena sakit dan harus segera dioprasi.
Sampailah dirumahku,kurebahkan tubuhku
dikasur yang empuk dikamar kecintaanku dimana kamar ini tempat beristirahat
yang nyaman dan kamar ini menjadi saksi bisu semua ceritaku “kamu kenapa nak,
nanti kita kerumah sakit ya setelah ayah pulang kantor” ku lihat wajah Bunda ya
merasa sedih terlihat dari matanya yang mulai berkaca-kaca “aku tidak apa-apa
bunda” aku jawab singkat aku tak mau membuat bunda merasa terbebani nantinya
biar tau saja gimana hasil nanti setelah diperiksa kembali dirumah sakit toh
bisa saja setelah diperiksa ternyata bukan usus buntu bisa saja hanya panas
biasa karena kurang tidur dan telat makan karena akhir-akhir ini aku khan juga
kurang tidur dan sering telat makan, batinku.
Malam itu hujan deras mengguyur kota
Depok setelah shlat isya kami sekeluarga langsung membawaku kerumah sakit umum
terdekat, sudah tak asing lagi tempat UGD bagiku karena memang sudah terbiasa
waktu aku peraktik kerja diRumah sakit namun saat ini ruang UGD menjadi terasa
horor bagiku mungkin karena aku yang sekarang menempati tempat tidur ruang UGD
bukan sebagai perawat tetapi sebagai pasien. Sudah tiga kali dokter yang datang
memeriksaku serta perawat-perawat itu yang memberi obat penurun panas untuk
sementara, aku menjadi bingung mengapa lama sekali pemeriksaanku bahkan sampai
beberapa dokter datang memeriksaku dan terlihat jelas gelagat dokter-dokter itu
serta perawat menunjukan ada sesuatu dalam diriku saat setelah dilakukan USG
dan pengambilan darah beberapa jam kemudian orang tuaku datang kulihat kedua
matanya seperti orang habis nangis, ya mungkin mereka sangat bersedih orang tua
mana yang tega melihat anaknya sakit dan berbaring diruang UGD pastilah ia
merasakan hal yang sama bahkan kudapati ada gelagat yang aneh tapi ya sudahlah
aku tak mau mengmbil pusing takut nanti malah menambah beban mereka “kita minta
rujuk ke Rumah Sakit negri yg dijakarta aja ya nak” orangtuaku mengatakan hal
itu kepadaku dengan alasan rumah sakit ini tidak bisa pakai Askes (asuransi
kesehatan) karena ayahku bekerja sebagai PNS ku maklumi kalau ditempat Rs
swasta tentu lebih mahal biayanya.orang tua ku langsung menghubungi sanak
keluarga, dengan ditemani orang tuaku serta om dan tanteku lalu malam itu juga
aku langsung dibawa pindah ke Rs Negri daerah jakarta, sepanjang perjalanan
menuju rumah sakit Bunda dan ayah ku memegang erat tubuhku, menayakan agar
bertahan dan bersabar selebihnya berdoa dan berserah diri pada Allah SWT agar
baik-baik saja seperti tak ingin lepas menjagaku dan membelai rambutku mereka
berusaha menyembunyikan kesedihan yang terpancar diwajah kedua orang tua ku
yang tak bisa ditutupi olehku kalau mereka sangat khawatir dengan keadaanku,apa
yang terjadi pada diriku ya Rabb.
Jam menunjukan tepat pukul 12:00 malam
sampai UGD , untuk mengurangi rasa sakit diperutku dokter menyarankan untuk
diinfus terlebih dahulu lalu melakukan pemeriksaan ulang yang awalnya sama saja
pemeriksaan pertama seperti diRumah sakit sebelumnya. Kutahan sakitnya tusukan
jarum suntik itu menusuk fenaku ku pejamkan mataku rapat-rapat melihat
sekelilingku dengan sakit yang bermacam-macam dengan alat bantuan tambahan ada
yang memakai selang NGT yang dimasukan melalui hidung dan berbagai macam lagi,
sampai aku melihat dengan mata kepalaku sendiri gak jauh dari sebrang tempat
tidur pasien UGD itu meninggal dunia, Subhanalllahhhh.... Inalillahi wa’inailaihi
Roji’un menambah ketakutanku.namun orang-orang kesayanganku selalu memberikan
semangat kepadaku itu yang membuat batinkupun sedikit lebih tenang.aku harus
menunggu beberapa jam untuk dilakukannya oprasi karena tempat kamar ruang
setelah oprasi masih penuh bahkan aku sampai menunggu 1harian untuk
dilakukannya oprasi. Dokter bilang aku hanya terkena Usus Buntu namun sudah
parah,lohhh bukannnya memang dari awal aku periksa diklinik tempatku bekerja
ini memang usus buntu, fikirku.sambil terus berusaha memejamkan mataku namun
tak bisa.
Ruang oprasi terasa begitu dingin,mencekam
tak hentinya dalam hati berdoa agar oprasi berjalan dengan lancar.dokter yang
menanganiku oprasi memberikan obat bius
setengah badan hingga aku dapat mengetahui situasi ruangan saat
berjalannya oprasi malah sambil berbincang-bincang dengan perawatnya dan dokter
sambil mendengarkan musik yang diputarkan pada saat oprasi, mungkin ini salah
satu trik untuk supaya pasien tidak tegang dan lebih rileks. Namun pada saat
pertengahan oprasi yang mengejutkan ku Dokter itu bilang “lokhh ini kenapa,
haduhhh...bersihkan” kata-kata yang aku ingat sebelum akhirnya aku tak sadarkan
diri .
Tersadarkan aku sudah berada diruang
pemulihan, ku buka mataku yang masih terasa berat masih berpengaruh obat bius. Kulihat
samar-samar keluargaku datang menjengukku melihat keadaanku sekarang,
Alhamulillah oprasi berjalan dengan lancar.seminngu dirawat di Rs. Teman-teman
serta kelurga, tetanggaku datang menjenguk sungguh terlihat saat keadaan
seperti ini orang-orang yang tulus menyayangiku, orang-orang yang peduli
kepadaku bahkan sahabat-sahabatku MINIZUE datang menjengukku untuk beberapa
kali karena kebetulan tempat aku dirawat dekat dengan kampus mereka setiap pulang
kuliah selalu menjengukku, inilah yang membuatku semangat untuk segera sembuh.
hari ini Dokter memeriksaku dan
menyarankan aku boleh untuk pulang istirahan dirumah dan harus balik lagi untuk
kontrol 3 minggu kemudian, Alhamdulillah
akhirnya aku menghirup udara segar diluar juga terimakasih ya Allah
engkau berikan kesembuhan. Sesampainya dirumah orang tua ku menceritakan
semuanya kepadaku hal apa yang terjadi kepada ku selama saat perjalanan ku ke
rumah sakit, ternyata aku baru mengerti perkara rujukanku pindah ke Rumah sakin
Negri yang jelas-jelas lebih jauh itu dikarenakan di tempat pertama aku periksa
Dokter itu bilanga aku bukan usus buntu, tapi aku terkena kangker Usus stadium
lanjut dan harus segera dioprasi lalu menggunakan alat bantu kantong pencernaan
yang dimasukan lewat lambung dan yang artinya alat itu bertahan sampai 6 bulan
selebihnya kalau masa kantong pencernaan itu telah selsesai dan dicabut di
tubuhku tandanya aku telah tiada.Subhanalllahh....untung saja orang tua ku
masih berfikir panjang untuk pindah rumah sakit dan gak percaya pada satu
dokter sehingga aku tak terkena mal praktek Dokter.aku banyak-banyak
bersyukur,mungkin kalau saat itu orang tuaku bertidak langsung menyetujui
oprasi ditempat Rs itu mungkin aku sudah tiada didunia ini sekarang, buktinya
aku sudah lebih dari 6 bulan sehat wal afiat sampai detik ini.
Semenjak kejadian itu sekarang aku
mulai menjalani pola hidup sehat, betapa mahalnya sehat betapa berharganya
karunia Allah yang diberikan dan ada hikmahnya dalam setiap kejadian agar kita
selalu bersyukur.