Selasa, 14 Oktober 2014

1.5 Karakteristik Informasi Yang Bernilai


Salah satu dinamika informasi dalam era global menunjukkan bahwa informasi dari suatu negara dapat dikirim dan diterima oleh negara lain dalam waktu relatif singkat. Informasi yang diterima merupakan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. Informasi ini pada dasarnya bersumber dari data yang sudah diolah, sehingga mempunyai nilai tambah bagai penerimanya (Koswara, 1998: 3).
Semua orang dari semua umur dan pekerjaan memerlukan informasi untuk mendukung pekerjaan sehari-hari. Informasi menjadi bahan atau bahkan komoditas yang sangat unggul dalam pola kehidupan manusia. Tanpa informasi, manusia tidak bisa berperan banyak dalam lingkungannya. Semua kegiatan membutuhkan informasi yang tepat supaya arah kegiatan tersebut bisa dikendalikan dengan baik sesuai dengan tujuan dan pengelolaan kegiatan yang bersangkutan (Yusup, 1995: 2).
Data, Informasi, dan Pengetahuan
Teskey (Pendit dalam Rosita, 2006: 27) membedakan data, informasi, dan pengetahuan sebagai berikut:
1.Data adalah hasil observasi langsung terhadap suatu kejadian atau kedadaan, data merupakan entitas yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Entitas ini merupakan pertambangan yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
2.Informasi adalah kumpulan data yang terstruktur untuk memperlihatkan adanya hubungan entitas tersebut.
3.Pengetahuan adalah model yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat diubah-ubah oleh informasi yang diterima pikiran manusia.
Data?
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadia, aktivitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai (Kadir, 2003: 29).
Data dapat berupa nilai yang terformat, teks, citra, audio, dan video. Nilai yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks adalah sederetan huruf, angka, dan symbol-simbol khusus (misalnya + dan $) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara individual. Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil roentgen, dan tanda tangan, ataupun gambar lain. Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrument musik, suara orang atau suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio. Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabdikan suatu kejadian atau aktivitas (Kadir, 2003: 29 – 31).
Informasi
Dari sudut pandang dunia perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang (Estabrook dalam Yusup, 2001: 20).
Menurut Davis (dalam Kadir, 2003: 31), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Definisi tersebut merupakan definisi informasi dalam pemakaian system informasi.
Dus, Wersig, dan Neveling (Pendit, 2003: 33) melihat informasi sebagai struktur, proses, pesan, pengetahuan, makna dan efek. Buckland (Pendit, 2003: 33) mambagi informasi menjadi sesuatu (a thing) dalam bentuk pengetahuan yang terekam, selain pengetahuan yang secara pribadi dipegang oleh seseorang dan sebagai proses, yaitu ketika seseorang menjadi terinformasi (being informed) dan mengalami perubahan dalam pengetahuannya.
Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah kombinasi dari naluri, gagasan, aturan, dan prosedur yang mengarahkan tindakan atau keputusan (Alter dalam Kadir, 2003: 34). Sebagai gambaran, informasi yang dipadukan dengan pengalaman masa lalu dan keahlian akan memberikan suatu pengetahuan yang tentu saja memiliki nilai yang tinggi. Sebuah gambaran antara hubungan antara data, informasi, dan pengetahuan ditunjukkan pada gambar berikut (Kadir, 2003: 34).
Ciri Informasi
        Menurut Davis (1991: 29 – 30) informasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
2.Baru. Informasi dapat samasekali baru dan segar bagi penerimanya.
3.Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4.Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
5.Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Nilai Informasi
        Nilai informasi berkaitan dengan bentuk data yang disajikan, apakah berbentuk pita magnetik, buku, jurnal, abstrak, bentuk isian, disk, dan sebagainya (Suryana dalam Koswara, 1998: 102).
            Pada umumnya nilai informasi harus mencakup (Suryana dalam Koswara, 1998: 102):
·      Isi informasi (luas bidang cakupan)
·      Kecermatan pembuatan dan format penyajian
·      Kemutakhiran informasi (up-to-dateness)
·      Kualitas informasi (kredibilitas dan akseptibilitas)
·      Frekuensi penyajian informasi
Untuk mengetahui atau menentukan nilai dari suatu informasi, dapat dikaitkan dengan sepuluh sifat-sifat berikut (Siagian dalam Sobur, 2004: 29):
1.Mudah diperoleh. Suatu informasi makin dinilai jika dapat diperoleh dalam waktu yang cepat dan mudah.
2.Luas dan lengkap informasinya. Hal ini menyangkut selain isi/volume informasi juga kegunaan dalam pengambilan keputusan. Sifat ini sangat kabur sehingga sulit mengukurnya.
3.Ketelitian. Berhubungan dengan tingkat kesalahan pengolahan informasi. Maksudnya apakah informasi yang diterima dapat benar seluruhnya atau sebagian atau tidak benar sama sekali.
4.Kecocokan. Mengaitkan informasi dengan masalah yang dihadapi. Artinya, kalau informasi yang masuk dapat berguna dalam menyelesaikan masalah yang ada maka dikatakan informasi itu cocok.
5. Ketepatan waktu. Berkaitan dengan lamanya waktu yang harus dilalui sebelum suatu data menjadi informasi.
6. Kejelasan. Menunjukkan sifat mudahnya informasi dipahami, dalam arti informasi perlu dibersihkan dari istilah-istilah yang kurang jelas.
7.Keluwesan. Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes informasi tersebut.
8.Dapat dibuktikan. Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama.
9.Bebas dari prasangka. Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.
10.Dapat dilacak kebenarannya. Sifat ini mengacu pada keinginan agar informasi berasal dari kekayaan riil, bukan kabar angin, desas-desus, dan sebagainya, yang tidak dapat digali kebenarannya atau sumbernya.
Komponen atau Jenis Informasi
            Menurut Muchyidin (dalam Koswara, 1998: 139) informasi memiliki enam komponen yang masing-masing memiliki sifat, karakteristik, dan kekhasannya masing-masing. Adapun keenam komponen atau jenis informasi tersebut adalah:
Absolute information, merupakan ‘pohonnya’ informasi, yaitu jenis informasi yang disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
Substitutional information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada kasus dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Dalam pengertian ini, informasi kadangkala digantikan dengan istilah ‘komunikasi’.
Philosophic information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.
Subjective information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi manusia. Kehadiran informasi ini bergantung pada orang yang menyajikannya.
Objective information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter logis informasi-informasi tertentu.
Cultural information, yaitu informasi yang memberikan tekanan pada dimensi kultural.
   Sumber:
http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/05/alur-data-sampai-informasi-yang-bernilai/

Sabtu, 11 Oktober 2014

1.4 KOMPONEN SIA

KOMPONEN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem:
sekumpulan dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain yangmenyelesaikan suatu tujuan yang spesifik (Mascove dan Simki, 1994).
Informasi:
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagiyang menerimanya.
Kaitannya dengan SIA, informasi diartikan sebagailaporan laba-rugi, laporan umur piutang, tagihan untuk konsumen.
Akuntansi:
pencatatan data ekonomi, pemeliharaan (maintenance)data, dan penyaianinformasi keuangan (berguna untuk mengetahui kinerja operasi bisnis dalamsuatu periode).
Sistem informasi akuntansi
adalah sekelompok struktur dalam sebuah entitas yangmengelola sumber daya fisik dan sumber daya lain untuk mengubah dataekonomi menjadi informasi akuntansi, agar dapat memenuhi kebutuhaninformasi berbagai pihak.
Komponen pada SIA :
Diantaranya sebagai berikut:
  1. Goal and objective pada tiap-tiap Sistem Informasi Akuntansi didesain untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Input, data harus digabungkan dan dimasukkan sebagai input pada suatu sistem, pada SIA input umumnya berupa data transaksi dan jurnal entry.
  3. Output,merupakan informasi yang dihasilkan oleh sistem, output pada sistem yang dimasukan kembali kedalam sistem sebagai input disebut feedback.
  4. Data Storege, merupakan tempat penyimpanan data pada Sistem Informasi Akuntansi.
Data yang tersimpan di suatu file dapat diolah dengan dua cara yaitu :
  1. Pengolahan tumpuk (Batch processing), yaitu cara memproses data di mana dokumen-dokumen bukti transaksi yang terjadi di tumpukkan sampai saat atau jumlah tertentu, untuk kemudian diproses bersama-sama pada akhir kerja.
  2. Pengolahan online (Online processing) yaitu cara memproses data di mana transaksi yang terjadi langsung di masukkan ke komputer untuk diproses,
File yang di gunakan untuk menyimpan satu kesatuan data yang sejenis. File yang di gunakan dalam pengolahan data menjadi informasi terdiri dari berbagai jenis.
Jenis -jenis file tersebut adalah :
  • File Induk (Master File).
  • File Transaksi (Transation File)
  • File Laporan (Report File)
  • File Historis (History File)
  • File Cadangan (Backup File)

  • Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
  1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
  2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
- informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
- Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Sumber :

1.3 SIA

Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3 subsistem:
  1. Sistem pemrosesan transaksi
  2. mendukung proses operasi bisnis harian.
  3. Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup

menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
Sebuah SIA menambah nilai dengan cara:
  • Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
  • Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
  • Meningkatkan efisiensi
  • Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
  • Meningkatkan sharing knowledge
  • menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan sistem informasi akuntansi:
  1. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai.
  2. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan.
  3. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
Ciri dalam transaksi SIA :
  • Menghasilkan jumlah data yg besar, yg tiap hari selalu diproses, disimpan dan membutuhkan kecepatan akses yg cepat serta keakuratan yg tinggi
  • Membutuhkan kemudahan dalam pengoperasian pengontrolan serta prosedur error-checking yg baik dalam menjaga sekuritas dan keakuratan data
  • Dirancang khusus untuk kemudahan audit data, serta tracing (menelusuri) transaksi yg terjadi
  • Beberapa menggunakan aplikasi DDS dan MIS, misal digunakan dalam menentukan estimasi dan perencanaan anggaran
Subsistem sistem informasi akuntansi terdiri dari 5 sistem, yaitu :
  1. Sistem Pengeluaran (expenditure system)
Segala peristiwa yang berhubungan dengan usaha mendapatkan sumber-sumber ekonomis yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang ataupun jasa, baik pemasok dari luar maupun dari karyawan didalam perusahaan.
  1. Sistem Pendapatan (revenue system)
Berhubungan dengan penjualan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen dan mendapatkan pembayaran dari mereka.
  1. Sistem Produksi (production systeme)
Berhubungan dengan pengumpulan, penggunaan dan pengubahan bentuk suatu sumber ekonomi.
  1. Sistem Manajemen Sumber Daya (resources management system)
Meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen dan pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap (fasilitas).
  1. Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (general ledger and financial accounting)

Sumber :

1.2 PROSEDUR

Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi organisasi yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Muhammad Ali (2000 : 325) “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”
Menurut Amin Widjaja (1995 : 83) “Prosedur adalah sekumpulan bagian yang saling berkaitan misalnya : orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu”
Sedangkan menurut Kamaruddin (1992 : 836 – 837) “Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”.
Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994 : 74) mengatakan bahwa “Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”.
Sedangkan prosedur menurut Yogianto (1995:1) mengutip dari Richard F. Neuschel, didefinisikan sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan
Sumber:

1.1 SISTEM

DEFINISI SISTEM
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Komponen atau Karakteristik sistem adalah bagian yang membentuk sebuah sistem, diantaranya:
  • Objek, merupakan bagian, elemen atau variabel. Ia dapat berupa benda fisik, abstrak atau keduanya.
  • Atribut, merupakan penentu kualitas atau sifat kepemilikian sistem dan objeknya.
  • Hubungan internal, merupakan penghubungan diantara objek-objej yang terdapat dalam sebuah sistem.
  • Lingkungan, merupakan tempat dimana sistem berada.
  • Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terkendali. Tentu tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
  • Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan tersebut dapat berupa hal-hal yang tampak fisik (bahan mentah) atau yang tidak tampak (jasa).
  • Proses, adalah bagian yang melakukan perubahan dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai (informasi) atau yang tidak berguna (limbah)
  • Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa informasi atau laporan, dsb
  • Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas disini menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas juga dapat diubah atau dimodifikai sehingga dapat merubah perilaku sistem.
  • Mekanisme pengendalian dan umpan balik, digunakan untuk mengendalikan masukan atau proses. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.


Sumber :
wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12542/Konsep+Sistem.pdf