A. Pengertian Loan to Deposit Ratio
(LDR)
Loan
to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang
disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
Pengertian
lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan
aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan
deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi
permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid).
Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan
kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). LDR disebut
juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk
mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
Penyaluran
kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama
bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk
kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank
membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank
yang bersangkutan. Menurut Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio
perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan
jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
(Dendawijaya, 2000:118). Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas
aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar
antara 85%-100% atau menurut Kasmir (2003:272), batas aman untuk LDR menurut
peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Tujuan penting dari perhitungan LDR
adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi
sehat dalam menjalankan operasiatau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR
digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu
bank.
B.
Penyebab
LDR Rendah
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbankan nasional pernah mengalami
kemerosotan jumlah kredit karena diserahkan ke BPPN untuk ditukar dengan
obligasi rekapitalisasi. Begitu besarnya nilai kredit yang keluar dari sistem
perbankan di satu sisi dan semakin meningkatnya jumlah DPK yang masuk ke
perbankan, maka upaya ekspansi kredit yang dilakukan perbankan selama sepuluh
tahun terakhir sepertinya belum berhasil mengangkat angka LDR secara signifikan.
C.
Fungsi
LDR
Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi
perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat
ini telah dijadikan persyaratan antara lain :
1).
Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2).
Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3).
Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4).
Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan
merger.
Begitu
pentingnya arti angka LDR, maka pemberlakuannya pada seluruh bank sedapat
mungkin diseragamkan. Maksudnya, jangan sampai ada pengecualian perhitungan LDR
di antara perbankan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar